Kuisioner atau angket dinilai efektif untuk mengukur sikap, preferensi, pendapat, dan perilaku responden. Satu-satunya kekurangan dari angket adalah responden dapat menjawab secara acak.
Prinsip Pembuatan Angket
1. Angket Harus Transparan
Problem utama biasanya berkaitan dengan penggunaan kata-kata yang tepat supaya responden dapat memahami pertanyaan dengan benar. Beberapa kali, hanya karena satu kata yang tidak biasa, jawabannya akan berbeda dan tidak dapat diprediksi.
Selain itu, peneliti tidak boleh menggabungkan banyak pertanyaan dalam satu pertanyaan dan pertanyaannya tidak boleh terlalu luas batasannya.
Problem utama biasanya berkaitan dengan penggunaan kata-kata yang tepat supaya responden dapat memahami pertanyaan dengan benar. Beberapa kali, hanya karena satu kata yang tidak biasa, jawabannya akan berbeda dan tidak dapat diprediksi.
Selain itu, peneliti tidak boleh menggabungkan banyak pertanyaan dalam satu pertanyaan dan pertanyaannya tidak boleh terlalu luas batasannya.
2. Meningkatkan Kemampuan Ingatan Responden
Pertanyaan harus dibuat sehingga responden dapat mengingat kembali apa yang diperlukan untuk menjawabnya.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah menggunakan "time line", yaitu mengambil suatu peristiwa penting yang mudah diingat oleh responden. Setelah menggunakan teknik ini, masuk ke pertanyaan yang benar-benar diinginkan.
3. Membuat Peserta Tertarik untuk Menjawab
Jika peserta tidak mau atau menolak untuk menjawab kuesioner, itu tidak akan berguna. Ini dapat terjadi karena susunan pertanyaan atau kata-katanya tidak tepat atau bahkan tidak sesuai dengan mereka.
Pertanyaan harus dibuat sehingga responden dapat mengingat kembali apa yang diperlukan untuk menjawabnya.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah menggunakan "time line", yaitu mengambil suatu peristiwa penting yang mudah diingat oleh responden. Setelah menggunakan teknik ini, masuk ke pertanyaan yang benar-benar diinginkan.
3. Membuat Peserta Tertarik untuk Menjawab
Jika peserta tidak mau atau menolak untuk menjawab kuesioner, itu tidak akan berguna. Ini dapat terjadi karena susunan pertanyaan atau kata-katanya tidak tepat atau bahkan tidak sesuai dengan mereka.
5. Mudah disampaikan
Ada saat-saat ketika peneliti menghadapi kesulitan karena responden tidak dapat memberikan jawaban yang jelas.
Untuk mengantisipasi hal ini, peneliti harus sudah mempersiapkan apa pun yang akan membantu wawancara berjalan dengan baik, seperti membawa contoh gambar atau sesuatu yang akan menarik responden untuk menjawab.
6. Bisa memilih responden
Peneliti harus menyaring responden dalam kuesioner. Seorang peneliti harus memilih responden yang dipilih karena pertanyaan seringkali tidak memiliki jawaban karena ditanyakan pada responden yang salah.
Ada saat-saat ketika peneliti menghadapi kesulitan karena responden tidak dapat memberikan jawaban yang jelas.
Untuk mengantisipasi hal ini, peneliti harus sudah mempersiapkan apa pun yang akan membantu wawancara berjalan dengan baik, seperti membawa contoh gambar atau sesuatu yang akan menarik responden untuk menjawab.
6. Bisa memilih responden
Peneliti harus menyaring responden dalam kuesioner. Seorang peneliti harus memilih responden yang dipilih karena pertanyaan seringkali tidak memiliki jawaban karena ditanyakan pada responden yang salah.
7. Kuesioner Pra-Tes
Untuk survei percontohan, sejumlah kecil responden biasanya dipilih. Mereka harus sebagian besar mewakili jenis responden yang akan diwawancarai dalam survei utama.
Untuk survei percontohan, sejumlah kecil responden biasanya dipilih. Mereka harus sebagian besar mewakili jenis responden yang akan diwawancarai dalam survei utama.
No comments:
Post a Comment